Selasa, 26 Mei 2009

Tokoh-tokoh Feminis dan Teori-teorinya

Luce Irigarai
Irigarai mengemukakan argumentasinya dengan menolak pendapat Freud dan Lacan, yaitu: yang real, yang simbolik, dan yang imajiner. Sebagai orang ahli bahasa, Irigari memusatkan perhatiannya pada sizofrenia, yang dianggap sebagai bahasa pribadi atau idialek yang pada dasarnya mengikuti aturan linguistik meskipun secara terus menerus dilanggar. Irigarai terutama meneliti tatanan simbolik, kondisi bahasa yang dianggap bersifat maskulin atau patriarkat.
Menurut Irigarai perempuan adalah laki-laki yang terkastrasi, laki-laki yang dikebiri. Oleh karena itu, untuk menyamai phallus laki-laki maka perempuan harus berbicara melalui bahasa. Untuk membentuk citra dirinya sendiri perempuan harus mampu tampil bagi diri mereka sendiri dengan cara yang berbeda seperti yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Irigarai juga menolak perhatian Freud dan Lacan yang memusatkan pada penis. Vagina dianggap sebagai rumah penis, klitoris dianggap sebagai penis kecil. Sebaliknya menurut Irigarai wanita justru memiliki organ seks hampir dimanapun dan geografi kenikmatannya lebih bervariasi,lebih rumit, dan lebih luas.

Julia Kristeva
Kristeva bergabung dalam kelompok Tel Quel pimpinan Philippe Sollers, yang kemudian menjadi suaminya. Sebagaimana ciri-ciri khas postmodernisme, Kristeva mendekonstruksi hegemoni kebudayaan barat dengan menampilkan teks sebagai material produksi. Salah satu konsepnya adalah semanalysis, metode yang memusatkan perhatian bukan semata-mata pada fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi melainkan juga material bahasa seperti suara, irama, dan ciri-ciri grafis.

Helene Cixous
Helene Cixous adalah seorang novelis, penulis drama, sekaligus kritikus feminis. Pusat perhatian Cixous ada dua macam, yaitu; 1) hegemoni oposisi biner dalam kebudayaan barat. Oposisi biner yang dimaksudkan misalnya: activity/passivity, sun/moon, culture/nature, dll yang secara langsung dikaitkan dengan laki-laki.
dan 2) praktik penulisan feminine yang dikaitkan dengan tubuh. Menurut Cixous untuk menolak hegemoni laki-laki harus dilakukan dengan praktik menulis feminism. Praktik menulis dalam kaitannya dengan tubuh, yang salah satu cirinya adalah dengan pendekatan suara. Secara fisikal perempuan mematerialisasikan apa yang dipikirkan, ia memaknakannya dengan tubuhnya. Perempuan, dengan kata lain secara keseluruhan dan secara fisik hadir dalam suaranya, dan tulisannya merupakan perluasan identitas dirinya sebagai tindak kata.

Donna J. Haraway
Donna Haraway merupakan kritikus feminis dengan sudut pandang dan argumentasi yang berbeda. Salah satu aspek yang perlu ge cyborg. Cyborg merupakan cangkokan mesin dan organisme, makhluk pascagender yang mengantarkannya pada kesimpulan: “Saya lebih suka menjadi cyborg dibandingkan menjadi seorang Dewi”. Menurut Haraway perempuan harus bisa menolak hegemoni laki-laki dengan mengdentifikasi dirinya dengan kecanggihan teknologi.

1 komentar:

  1. wah keren mb' blognya............
    aplagi dikasih gambar biar tambah berwarna blognya....
    hehehheheeeee..............
    salam kenal dari:
    www.langkahmimpiku.blogspot.com

    BalasHapus